Selasa, 06 September 2011

budidaya tanaman padi hibrida

 Sekilas Tentang Padi
            Di tanah asalnya yaitu bagian utara dari benggala .banyak terdapat varietas-varietas padi.
       Menurut penyelidikan yang dilakukan, menyatakan bahwa Oryza sativa L ,yaitu jenis padi yang terjadi karena perkawinan silang yang berlangsung berkali-kali.
       Yang dianggap sebagai onduk dari varietas padi adalah Oryza l.f.spon tanea dan Oryza officianalis wall.
            Sebelum masehi tanaman padi meluas ke wilayah Timur sampai ke Tiongkok dan Jepang  dan ke wilayah barat sampai ke parsi dan mesopotamia. Sedang di jawa tanaman padi telah di tanam jauh sebelum bangsa hindu datang ke Indonesia.
3.2 Sejarah Padi Hibrida
Pengertian varietas hibrida pada tanaman padi sama dengan tanaman lainnya.yaitu turunan pertama (F1) dari hasil persilangan antara dua galur murni.Varietas padi hibrida merupakan generasi F1 hasil persilangan antara galur mandul jantan ( A ) dengan galur Restorer/penyubur ( R ).karena merupakan generasi pertama maka sifat yang ditampilkan sangat cepat mengalami perubahan (segregasi) bila ditanam kembali.Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan setiap kali menanam padi hibrida petani dianjurkan untuk tidak menggunakan hasil panenan sebagai benih atau ditanam kembali.Hasil panen padi hibrida merupakan generasi ke-2 (F2 ) yang secara teori telah terjadi pemisahan atau segregasi menjadi 25% mandul jantan dan 75% fertil.Oleh sebab itu bila benih hasil panen varietas padi hibrida ditanam maka pertanaman tidak kerataan tanam,bentuk tanaman dan gabahnya juga tidak seragam,kembali menuju sifat para tetuanya.
Teknologi ini di kembangkan dengan memanfaatkan phenomena afek heterosis, yaitu gejala pertumbuhan dan kapasitas produksi generasi pertama (F1) yang lebih tinggi dibandingkan dengan non hibrida yang disebabkan adanya gen-gen heterozigot.Dengan phenomena sebagaimana diterangkan di atas dimana secara genetis varietas hibrida mempunyai sifat heterosis (hybrid  vigor),yaitu mempunyai sifat rata-rata lebih baik produkltivitasnya  dibandingkan dengan kedua tetuanya (15 – 20%). Keunggulan tersebut diperoleh dari persilangan kedua tetuanya yang berbeda karakter ,sehingga F1-nya mempunyai sifat unggul gabungan dari sifat kedua induknya (efek heterosis) . Hal ini dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan produktivitas padi sebagai upaya meningkatkan produksi pangan.
3.3  Potensi Ekonomi Dan Sosial
Secara umum varietas-varietas padi hibrida tidak selalu menunnjukan hasil yang lebih tinggi di setiap lokasi.Artinya tidak semua lokasi sesuai untuk budidaya padi hibrida,.kareana itu pengembangan varietas hibrida di suatu lokasi harus melalui uji daya adaptasi dahulu agar tidak menimbulkan keruigian . Pada umumnya padi hibrida menghendaki tanah yang subur dengan irigasi yang terjamin,sehingga tidak akan berhasil bila ditanam pada daerah marginal atau yang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh sifat/karakteristik dari varietas padi hibrida yang akan ditanam.
Di samping keunggulan sebagai hybrid vigor , ada beberapa kelemahan dalam pembudidayaan padi hibrida,antara lain :
v  Teknologi produksi benih rumit ,
·         Hasil benh per satuan luas lahan penangkaran lebih rendah,
·         Harga lebih mahal
·         Setiap penambahan petani harus mengganti benih,
·         Harus didahului uji adaptasi karena adaptasinya lebih spesifik lokal,
·         Lebih menuntut teknologi yang intensif. 

3.4 Varietas
VARIETAS INTANI-2

Asal persilangan                                       
:  03 A x K 10
Nomor seleksi                                           
:  BPK 003
Golongan                                                  
:  Cere
Umur tanaman                                          
:  108 - 116 hari
Bentuk tanaman                                          
:  Tegak
Tinggi tanaman                                         
:  86,1 - 110,3 cm
Anakan produktif                                      
:  11 - 18 batang
Warna kaki                                                
:  Hijau
Asal persilangan                                          
:  03 A x K 10
Warna batang                                          
:   Hijau

Warna telinga daun                                    
:   Tidak berwarna

Warna lidah daun                                       
:    Tidak berwarna
Warna helai daun                                       
:     Hijau
Muka daun                                                 
:     Agak halus
Posisi daun                                                 
:    Tegak
Daun bendera                                             
:    Tegak
Bentuk gabah                                             
:  Slender
Warna gabah                                               
:     Kuning bersih
Kerontokan                                                
:     Sedang
Kerebahan                                                 
:     Agak tahan
Tekstur nasi                                               
:    Pulen
Bobot 1000 butir gabah                             
:    23,7 – 28,8
Kadar amilose                                            
:    24,64%
Potensi hasil                                              
:     8,6 – 9,9 ton /ha GKG kadar air 14%
Ketahanan terhadap hama                         
:     Agak tahan terhadap wereng coklat biotif-3 daagak  peka terhadap wereng coklat biotif SU
Ketahananterhadappenyakit
:     Agak tahan terhadap BLB strain III dan IV, dan peka terhadap BLB strain VIII


3.5 Ringkasan Teknologi Padi Hibrida

Komponen Budidaya
Pilihan Komponen Budidaya

Varietas
Intani 2
Benih bermutu
Direndam air garam 3% yang mengambang dibuang
Persemaian
Seedtreatment, luas 4%, pupuk kandang 400gr/m2
Jumlah benih
Tapin :  10 – 20 kg/ha
Umur benih
17 – 21 HSS (umur tua), < 17 HSS (umur muda)
Jumlah bibit
1 tanaman / rumpun
Cara tanam
·         Tapin : 20 x 20 cm atau 25 x 25 cm
·         Legowo 2:1 atau 4:1
Pengelolaan air
Intermitent
Pemupukan:

·         N
BWD
·         P dan K
Berdasarkan status hara
·         Bahan organic
2 T/ha
Pengendalian happen
Konsep PHT
Panen
95% menguning dengan sabit bergerigi dan berkelompok
Pasca panen
·         Perontokan : banting bertirai / thereser
·         Pengeringan : lantai jenur / dryer bila hujan
·         Pengankutan pakai wadah
·          
3.6 Botani
1.      Umum
Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang didalamnya berongga (kosong), tingginya 1-1,5 m. pada tiap-tiap buku batang tumbuh daun, yang berpita dan berpelepah. Pelepah itu membalut hamper sekeliling batang.
            Di dalam tanah, dari tiap buku tumbuh tunas, yang dapat mengadakan batang (anak padi).Anak padi itu dapat pula beranak, dan demikianlah berturut-turut. Itulah makanya kita tak heran, apa sebabnya dari sebutir padi dapat tumbuh 40 – 50 batang.
            Bila telah sampai waktunya, dari tiap-tiap batang keluar bunga.Bunga itu bunga majemuk, yang galibnya disebut orang bulir. Pada tiap bulir keluar 100-400 bunga
            Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan 2 helai sekam mahkota.Waktu terjadi penyerbukan, bunga itu merekah (terbuka).Dan kalau penyerbukan telah berlaku maka daun bunga itu terkatup kembali.Sekam mahkota itulah yang kelak menjadi kulit padi.
            Sebutir padi berisi biji sebutir buah.Buah itu gali8bnya di sebut beras.  Buah itu mempunyai selaput .selaput itu banyak berisi zat vitamin, yang sifatnya dapat menolak penyakit beri-beri. Selaput ini pada beberapa macam padi mengandung zat warna : ada yang merah muda, ada yang merah tua, dan ada pula yang merah hitam. Jika beras di masak , zat warna itu meresap ke dalam, sehingga  nasi menjadi berwarna, menurut warna yang dikandung oleh selaput beras itu.
2.      Susunan akar
Setelah lembaga tumbuh, akar tunggang yang terjadi  dari akar lembaga terus masuk kedalam tanah . 5-6 hari sesudah lembaga tumbuh , baru pangkal batang yang muda mengeluarkan akar serabut yang berangsur-angsur  bertambah banyak.
Akar-akarnya masuk kedalam tanah hanya sedalam lapisan tanah yang selalu dikerjakan , jadi umumnya tidak lebih dalam dari +- 25 cm. jelaslah tanaman padi itu terutama mengambil zat-zat makanan dari lapisan tanah yang teratas.
            Tanah sawah yang mendapat air hidup , keadaannya berlainan. Kesuburannya tidak cepat mundur , karena selalu mendapat zat-zat makanan baru yang dibawa oleh air.
            Akar tunggang dan akar serabut bercabang-cabang .ada 2 jenis akar cabang : yang pertama keluar dekat pada pangkal induk-induk akar , yang kemudian bercabang lagi. Akar cabang ini panjang-panjang ,. Yang ke-2 yaitu akar-akar rambut.Kecuali itu masih ada bulu akar.
            Adanya kedua jenis akar cabang ini disebabkan  di tambah lagi bulu akar, maka permukaan  akar tanaman padi yang bersentuhan dengan tanah menjadi bertambah luas. Sehingga pengambilan zat-zat makanan menjadi lebih sempurna.
            Susunan  akar tanaman padi sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah.
3.      Batang padi
Batang padi itu berbuku-buku dan beruas-ruas. Ruas-ruas ini sebagian         besar kosong, hanya di bagian atas dekat pada buku berisi empelur yang lunak  dan berwarna putih. Panjangnya tiap ruas itu tidak sama .biasanya ruas pada bagian  batang yang bawah lebih kecil daripada bagian atas.
Tinggi tanaman dari berbagai varietas tidak sama .tinggi tanaman maksimum  1,50 m, sedangkan tinggi rata-rata adalah 80 – 120 cm.
Keluarnya anakan tergantung dari 2 faktor yaitu :
1.      Faktor keturunan
2.      Faktor luar
Tanaman padi acap kali rebah .bila kita  perhatikan , gejala rebah biasanya terjadi pada tanah yang subur. Padi sawah yang rapat sekali ditanami , atau pada sawah yang terus- menerus diairi.                 
4.      daun
daun padi terdiri dari pelepah yang membalut batang  dan helai daun . pada perbatasan antara kedua bagian ini ditengah-tengahnya terdapat lidah  disisinya telinga daun. Sambungan antara pelepah dan helai daun berupa sendi.
            Daun yang keluar terakhir disebut daun bendera.
5.      Bunga
Bunga malai padi adalah majemuk.tidak semua bunga dapat menjadi buah.Gabah-gabah yang kosong sering terdapat pada pangkal bulir buah.
6.       Buah
Yang disebut beras sebenarnya adalah berasal dari sebutir buah



3.7  Syarat Tumbuh
·         Iklim
Padi dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang bersuhu panas dan udaranya banyak mengandung uap .di indonesia padi di tanam dari daratan rendah sampai 1300 dpl
Tanaman padi banyak membutuhkan air .maka apabila tanaman padi di tanam pada musim kemarau , tanaman padi harus diairi secara teratur.
·         Tanah
Tanaman padi dapat ditanam pada tanah subur maupun tanah yang tandus.
·         Tata air
Pertumbuhan padi banyak sekali membutuhkan air .dengan adanya pematang air dapat ditampung untuk menggenangi tanah .
Rata-rata banyaknya air yang diberikan selama pertumbuhan adalah sekitar 14 l / s / ha.









BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA
4.1 Kegiatan Yang Di Lakukan
4.1.1 Penyiapan Tempat Budidaya
               Lahan disiapkan seperti untuk pertanaman padi hibrida (varietas konvensional),yaitu lahan di olah secara sempurna dengan cara dibajak 1,biarkan selama 5-7 haridalam keadaan macak-macak,kemudian bajak 2 dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
               Untuk menekan pertumbuhan gulma lahan yang telah diratakan disemprot dengan herbisida pratumbuh dan dibiarkan selama 7-10 hari atau sesuai dengan anjuran.        
4.1.2PembuatanPersemaian
Untuk menghindari benih padi hibrida tercampur dengan benih varietas lain. Sebaiknya persemaian dibuat pada lahan bukian bekas tanaman padi (palawija,sayur)atau pada pada lahan bekas bera.Akan tetapi dalam prakteknya sulit diperoleh lahan persemaian yang bukan bekas tanaman padi. Bila terpaksa menggunakan bekas tanaman padi maka perlu dilakukan pengolahan tanah dan sanitasi yang baik.Persemaian dapat dilakukan baik secara basah maupun kering atau menggunakan plastik khusus. Pembuatan persemaian dapat dilakukan sebagai berikut:
Tanah diolah, dicangkul/dibajak, biarkan dalam kondisa macak-macak minimal selama 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh,kemudian olah tanah kedua sambil membersihkan lahan dari tanaman padi liar dan gulma
·         Buat bedengan dengan tinggi 5-10 cm lebar 110 cm dan panjang sesuaikan dengan ukuran petak.
·         Pupuk persemaian dengan Urea.SP-36 dan KCL masing-masing sebanyak 5g/m.
·         Sebelum disebar,benih direndam dalam larutan formalin 1% atau CaCL2 1% selama 1 jam,kemudain direndam selama 24 jam-36 jam dalam air yang mengandung ZPT seperti Homonik,Atonik,dll.kemudian ditiriskan dan diperam dalam karung goni ditempat yang aman selama 24 jam.
·         Taburkan benih yang telah mulai berkecambah (calon akar keluar 1-2 mm)denan kerapatan 40-50g/m2 atau 1kg benih per 20 m2 lahan.
·         Pupuk benih setelah berumur 10-15 hari dengan Urea 7,5g/m2+SP-36 10g/m2+KCL7,5g/m2
·         Benih
               Benih hibrida hanya dapat digunakan 1 kali penanaman, memerlukan benih antara 10-20 kg/ha
Karena cepat mengalami serregasi maka benih padi hibrida hanya dapat digunakan satu kali pertanaman.Maka setiap kali menanam harus menggunakan benih baru. Kebutuhan benih untuk lahan seluas satu hektar 10 – 20 kg
-       Penanaman
Penanaman dapat dilakukan saat bibit berumur 21 hari atau berdaun +5 helai.
               Jarak tanam dapat menggunakan sistem legowo-2 (20x10x40cm)ataupun tegel (20x20 cm)atau varietas yang lain dengan jumlah bibit 1-2 tanaman per rumpun.
Karena populasinya lebih jarang dibangdingkan dengan cara petani biasanya bibit pada umur 21 hari sudah beranak di pesemaian.Pada saat penanaman anakan tersebut jangan dipisah-pisah dari induknya.Cara penanaman padi hibrida adalah satu tanaman per rumpun,bukan satu batang per rumpun.Sehingga jumlah bibit per rumpun dapat lebih dari satu batang bila bibitnya telah beranak.
4.2 PEMELIHARAAN
4.2.1 Pengairan
            Selama pertumbuhan tanaman, lahan digenangi dan di keringkan selama periode tertentu untuk memperbaiki aerase tanah sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman.,mencegah keracunan besi dan penimbunan asam-asam organic di dalam tanah. Cara ini juga dapat menghemat penggunaan air irigasi sekitar 40% dibandingkan dengan penggenangan terus menerus.Penerapan irigasi berkala di fokuskan untuk musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan hanya dapat dilakukan pada daerah irigasi yang manajemennya baik.
               Pemberian air di lakuakn dengan teknik berselang.Teknik pengairan berselang pada areal sawah diatur pada kondisi saat tergenang atau perlu kering sesuai dengan kebutuhan kondisi tanaman secara bergilir terhadap periode tertntu.Hal ini dapat menghemat air  dan meningkatkan system aerob serta an aerob dalam tanah.
    Manfaat irigasi berselang antara lain ;
(1)memberi kesempatan bagi akar untuk mendapat aerasi yang cukup untuk perkembangan akar yang lebih dalam :
(2) mencegah keracunan besi pada tanaman padi :
(3) mencegah penimbunan asam-asam organic dan gas H2S yang dapat menghambat perkembangan akar;
(4) menaikan temperature tanah sehingga dapat mengaktifkan mikrobia bermanfaat;
(5) membatasi perpanjangan ruas batang sehingga tanaman tidak mudah rebah ; (6) mengurangi jumlah anakan tidak produktif ;
(7) menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat masa panen ;
(8) penghematan air irigasi  (40 %) sehingga areal sawah yang dapat diairi lebih luas.









Kebutuhan air pengairan padi sawah sistem intermittent (berselang-seling)
No
Umur tanaman (HST)
Kebutuhan air
1
Saat tanam
Macak-macak
2
1 – 10 HST
2 – 5 cm secara berangsur-angsur
3
10 HST - berbunga
5 10 cm , kemudian baru diairi lagi
4
Berbunga – 10 hari sebelum panen
Digenangi sedalam 5 cm
5
10 hari sebelum panen
Dikeringkan


4.2.2 Pengendalian Gulma
Penyiangan
               Penyiangan perlu dilakukan lebih awal
Pelaksanaan penyiangan tanaman dari sejumlah organisme tanaman penggangu (OPT) yang tidak diinginkan dilakukan sehari setelah pemupukan susulan pertama dengan menggunakan gasrok sangat dianjurkan salah satu keuntungannya dapat merangasang pertumbuhan akar,dan penyiangan selanjutnya didasarkan terhadap perkembangan gulma sebagai penggangu tanaman.
·         Konsekuensi yang dihadapi pada system pengairan berkala adalah meningkatkan pertumbuhan gulma. Untuk itu maka pengendalian gulma harus dilakukan seawall mungkin (2 minggu setelah tanam) diikuti 2-3 kali pengendalian tergantung pertumbuhan gulma.
Pemberian herbisida pra-tumbuh (sebelum tanam) seperti Ally akan sangat mengurangi eksplosi gulma.
·         Rumput-rumputan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya produksi padi.menurut percobaan-percobaan dilembaga pusat penelitian , bahwa rumput-rumputan dapat menurunkan produksi padi klurang lebih 17 % .
·         Penurunan produksi padi yang merugi kan ini disebabkan karena untuk mendapat unsur hara ,sinar matahari, air dan tempat tanaman padi mendapat saingan dari rumput-rumputan.selanjutnya rumputr-rumputan dapat berfungsi sebagai tanaman inang bagi hama penyakit.selain itu pula dapat mengurangi kualitas gabah.
                Pada tanaman padi paling sedikit terdapat 3 macam rumput-rumputan , yaitu :
a.       Grasses
Grasses adalah tanaman yang mempunyai daun panjang sempit dan berjajar dua.Biasanya tipis dengan urat-urat sejajar dan mempunyai batang yang bulat dan berlobang monokotil.
 Contohnya :
Echinochloa colona (L) link : Jajagoan leutik
Echinochloa crus-galli (P) beavv : Gagajahan

b.      Gyperacease
Rumput-rumputan jenis ini hampir sama dengan grasses tetapi berbeda karena mempunyai daun berjajar tiga dan batang berbentuk segitiga dan batangnya tidak berrongga.

Contohnya :
Chyperus rotumduss linn : Teki-tekian
c.       Rumput-rumputan berdaun lebar
Rumput-rumputan ini mempunyai daun yang lebar dan berurat seperti jaringan dikotil.
Contohnya :
Argeratum congzoldes linn : Babadotan
Phyllantus niruri linn : Memeniran
Penyiangan secara mekanis akan lebih efisien daripada dengan tangan.
Syarat lain untuk penyiangan adalah adanya air irigasi yang cukup karena landak yang biasa di gunakan akan bekerja lebih efektif.
Apabila tidak ada landak dapat dilakukan dengan tangan .rumput-rumputan dicabut dan dibenamkan dalam lumpur. Rumput-rumputan kecil atau muda tidak perlu dicabut.
Penyiangan yang dilakukan dengan tangan atau landak harus dikerjakan antara 20 – 40 HST untuk memudahkan pekerjaan.


4.2.3 Pengendalian Hama Dan Penyakit
Pengendalian Hama Penyakit
               Dilakukan dengan prinsip PHT
               Pada dasarnya PHT adalah pengendalian populasi hama agar tetap berada di bawah tingkat ambang ekonomi. Strateginya bukan eradikasi atau pemusnahan melainkan pembatasan populasi hama atau penyakit.Untuk pelaksanaan program ini semua teknik pengendalian di kombinasikan secara terpadu dalam satu kesatuan pengelolaan.Pada pelaksanaan PHT ini ada beberapa tahapan pengendalian,yaitu :
               (1) pengendalian kultur teknis,
               (2) penggunan  varietas tahan,
               (3) pengendalian hayati,
               (4) pengendalianmekanik,
               (5) terakhir pengendalian secara kimiawi bila teknik pengendaian yang lain sudah tidak memberikan harapan untuk berhasil dan itupun harus berdasarkan nilai ambang ekonomi hama/penyakit yang menyerang.
               Teknologi pengendalian OPT budidaya padi sawah ramah lingkungan dengan menggunakan agens hayati,antara lain agens hayati berdasarkan sasaranya
1.Sasaran hama dengan menggunakan Predator,Parasitoid,dan Patogen.
2.Sasaran hama dan penyakit dengan menggunakan Cemdawan,Bakteri,dan Virus.

a. Hama
1.Hama Tikus
Tikus sawah terdapat di seluruh Indonesia di mana ada tanaman padi. Jenis di jawa di kenal dengan namaRakttus rattus brevicaudatus. Jenis tikus yang terdapat di luar jawa belum di ketahui namanya dengan pasti.
   Tikus yang terdapat di jawa bulu bagian atas badannya berwarna kecoklat-coklatan,sedang bagian bawahnya putih kekuning-kuningan,panjang dan halus seprti wol.
Tikus jantan dewasa panjangnya 170-175 mm dan maximum dapat mencapai 215 mm. Buntutnya selalu lebih pendek dari panjang badannya (berikut kepala). Tikus betina mempunyai 12 susu,terbagi atas 3 pasang susu di dada dan 3 pasang lagi di perut.
    Waktu yang paling baik bagi tikus untuk berkembang biak adalah menjeleng waktu panen padi musim hujan dan padi gadu atau palawija.
     Tikus menjadi dewasa sekitar lima minggu dan segera mereka kawin. Hal ini biasanya terjadi pada waktu padi ada dalam pase bunting dan berbunga.Lamanya bunting adalah 4 minggu dan 10-14 hari sebelum panen padi musim hujan keluarlah anak pertama, rata-rata 11 ekor. Sebagian besar dari tikus kawin lagi satu minggu setelah beranak pertama kali.
      Jika di suatu daerah tidak ada tanaman padi gadu atau palawija,populasi tikus berkurang sampai 35-40 prosen,sedang di daerah-daerah yang ada tanaman padi gadu atau palawija persentase kematian rendah pada waktu tanaman masih muda.Sesudah tanaman habis dipanen,angka kematian akan meningkat lagi.Menurut taksiran dari mulai tanam padi musim hujan sampai menjelang padi berbunga angka kematian mencapai 30%.Tikus hidup di liang –liang sawah,rumpun-rumpun bambu dan di sekitar tanam-tanaman yang rindang.Liang-liang tikus kita dapati di pematang saluran irigasi,di pinggir jalan dan pematang-pematang jalan kereta api .Disebabkan kekurangan makanan tikus-tikus meninggalkan liang semula dan pergi menggembara untuk mencari makanan .Jarak yang di tempuhnya dapt mencapai ratusan meter (lebih dari 700m).Jika padi mulai berbunga tikus-tikus pindah ke sawah dan menetap di galengan-galengan.
    Sesudah panen tikus-tikus muda biasanya meninggalkan liang-liangnya,tetapi tetap ada di sekitar jerami.Tikus betina yang tua biasanya tetap tinggal di liang-liang,terutama di tempat yang agak tinggi.
b.      Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal)
Hama wereng coklat dalam bahasa inggris dinamakan brown plant hopper. Hama ini          banyak menyerang pangkal batang tanaman padi yang peka dengan cara mengisap cairan tanaman. Apabila populasi wereng coklat pada setiap rumpun padi terlalu bnyak, maka tanaman padi banyak kehilangan cairan sehingga menjadi kering,dan tanaman tampak seperti terbakar.
Di samping itu, werwng coklat ini dapat berfungsi sebagai vector (pembawa) penyakit virus. Denag demikian, wereng sering menimbulkan akibat yang merugikan tanaman padi secara ganda.Penyakit kerdil rumput dan penyakit kerdil hampa yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan oleh wereng coklat dari tanaman yang sakit kepada tanaman yang sehat.
Hama ini menyerang bibit di pesemaian,tanaman muda di sawah,dan tanaman yang telah bermalai.Serangan di persemaian dan pada tanaman yang bermalai dengan gejala tanaman tampak seperti terbakar.Sedangkan pada tanaman muda mengakibatkan tanaman menjadi kuning dan kerdil;bila tanaman dicabut, akar tampak terhambat tumbuhnya. Pada serangan berat, tanaman padi akan mati.
c.       Sundep
Hama sundep di akibatkan karna adanya ulat penggerek yang memakan bagian dalam batang,yang bisa menyebabkan anakan mati.gejala ini ditandai dengan mengeringnya daun termuda yang mudah di cabut.
d.      Beluk
Hama beluk diakibatkan karna adanya ulat penggereng yang memakan tanaman di waktu muda. Apabila ulat ini menyerang di waktu tanaman sedang berbunga ,makaakan mengakibatkan malai hampa.
e.       Walang sangit ( leptocorixa acuta thunb )
Bentuk badannya langsing , panjang 1,5 cm , kaki dan antena panjang , mengeluarkan bau yang khas .
            Kerusakan besar terjadi karena diisapnya bulir-bulir yang baru.
            Pada keadaan serangan yang hebat tiap bulir dapat diisap beberapa kali. Sehingga bulir tampak coklat abu dan tidak merunduk karna  banyak bulir padi yang kosong.



B. Penyakit
a.      Kresek (bacterial leaf blight)
                 Gejala yang pertama nampak di lapangan ialah sepanjang tepi daun bagian atas tampak bercak-bercak kuning dan agak bergelombang .
                 Gejala penting lainnya dari penyakit ii adalah infeksi yang sistematik pada bibit padi .
b.      Blast
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan pyricularia oryzaecau.
Gejala serangan pada daun terjadi selama periode vegetatif dari tanaman padi.
Kerusakan yang paling hebat terjadi bila “leher” malai terserang.Bercak serangan sering terjadi dekat buku paling atas.Leher paling mudah mendapat serangan pada saat pemulaan keluarnya malai.terbentuknya bercak-bercak serangan coklat yang mengelilingi leher menyebabkan malai patah.
Cebol rumput
Penyakit ini merupakan penyakit pembuluh.bakteri masuk ke dalam daun melalui luka-luka yang di sebabkan terpotongnya daun sewaktu tanaman pindah.penyakit bakteri ini lebih merusak tanaman yang kekurangan kalium.





4.2.4 Pemupukan
Jumlah pupuk yang diberikan tergantung tingkat kesuburan tanah.
Pupuk SP-36 dan KCL diberikan pada lahan pada saat pengolahan tanah terakhir,dan dosisnya tergantung tingkat ketersediaan atau status hara unsur P dan K dalam tanah tersebut.
Pupuk Urea dan ZA dosisnya tergantung kebutuhan tanaman dengan menggunakan metode Bagan Warna Daun (BWD).Metode penggunaan BWD dapat dilihat pada lampiran.
               Sehubungan dengan tanah sawah umumnya sudah kekuranagn bahan organic maka pemberian bahan organic sangat dianjurkan untuk meningkatkan kesuburan tanah,baik kesuburan fisik,kimia maupun biologinya.Bahan yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tersebut adalah pupuk organic.Pupuk organik (pupuk kandang,pupuk hijau,bokashi)dapat digunakan untuk menigkatkan kesuburan tersebut denagn dosis minimal 2ton/ha.Selain meningkatkan kesuburan pupuk organic juga dapat menigkatkan efisien dan efektivitas pemberian pupuk anorganik seperti Urea,Za,SP-36,dan KCL yang diberikan pada tanah.
Pemupukan ke 2
Pemupukan hanya menggunakan pupuk organic atau kompos , bias di tambah dengan pupuk cair buatan sendiri (MOL) dengan bahan-bahan dari tulang-tulang ikan, limbah pemotongan hewan , buah-buahan , air beras , jus buah-buahan , dll.
4.2.5 Panen Dan Pasca Panen
Panen
* Kegiatan panen dilakukan seperti halnya padi biasa, yang meliputi penyabitan,perontokan,penjemuran,pembersihan,penyimpanan dan pengolahan hasil.
* Panen yang tepat adalah waktu biji telah masak fisiologis atau apabila sekitar 90%,alai telah menguning . Setelah dipanen gabah harus segera dikeringkan agar diperoleh  rendeman dan kualitas hasil yang baik.
Pasca panen
Agar tingkat kehilangan hasil dapat dikurangi ada beberapa hal yang perlu dicermati antara lain:
1.      Tanaman dipanen harus tepat baik umur ,visualisasi gabah matang 90-95% telah bernas dan berwarna kuning.
2.      Panen tidak terlalu awal karena dapat mengakibatkan banyak gabah yang belum berisi ,butir mengapur dan butir hijau berpengaruh pada kualitas
3.      Panen juga jangan terlambat,akan menagkibatkan padi mudah rontok dan banyak terbuang saat panen
4.      Selesai panen segera di rontok tidak di biarkan berlama-lama
5.      Gunakan alat panen dengan sabit tajam /bergigi
6.      Pada saat  penyimpanan sementara pada waktu panen gunakan alas minimal luas amparan 1 m2,sebelum di angkut ke tempat perontokan
7.      Terval (amparan )tempat perontokan padi disarankan dengan ukuran panjang kali lebar 8 x 8 m atau gunakan power threser / pedal threser.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar